lazada.com

Sabtu, 15 Oktober 2011

"Jadi Anak Singkong Ternyata Lebih Sehat"



MEDIA massa ramai membicarakan pembatalan impor beras Thailand ke Indonesia. Haruskah kita bersedih ketika ketersediaan beras dinilai menipis?

Memprihatinkan mengetahui bahwa usaha pemerintah masih berkutat pada pengadaan beras dari negara lain seperti dari Vietnam, India, dan Pakistan. Padahal, banyak wacana membicarakan gerakan mengganti beras sebagai bahan makanan pokok untuk konsumsi bangsa Indonesia.

"Saya yang sudah lama bergelut di dunia olahraga dan pelatihan kesehatan manajemen menyaksikan bahwa tingkat kebugaran dan kesehatan meningkat ketika kita menukar beras putih menjadi beras merah atau sumber karbohidrat lain, seperti singkong, ubi, bubur kacang hijau, dan lainnya. Makan singkong ataupun ubi membuat tenaga lebih kuat karena gula darah lebih stabil," kata dr Phaidon L Toruan, Anti Aging Lifestyle Doctor, dalam siaran persnya, Jumat (10/10/2011).

Memang, tambahnya, makan sumber karbohidrat kurang puas rasanya bila bukan nasi. Namun, salah satu alasan mengapa nasi membuat nyaman adalah karena karbohidratnya membuat gula darah cepat naik. Kenaikan gula darah yang cepat ini memicu keluarnya hormon serotonin, hormon "feelgood" yang membuat kita nikmat dan nyaman, sekaligus mengantuk dan lemas.

"Artinya, dalam dunia kerja malah tidak produktif. Dalam olahraga, malah kurang prestasi. Dalam urusan seks dan kebugaran, tentunya lebih tahan lama. Jadi anak singkong ternyata lebih sehat," tegasnya.

Menurutnya, mengonsumsi sumber karbohidrat kompleks hasil produksi sendiri akan membantu mengurangi banyak biaya, seperti biaya impor dan biaya kesehatan dengan mengurangi obesitas yang dampaknya. Di sisi lain, meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

"Masak sih kita mikirin petani luar negeri (impor beras-red) sedangkan petani dalam negeri yang membantu produksi makanan untuk kita lebih sehat malah tidak kita dukung? Ketika kita menikmati manisnya ubi cilembu, petani ubi ikut menikmati manisnya rupiah," tandasnya.

dr Phaidon mengutip paparan ahli naturopati Indonesia DR dr Amarullah Siregar pada seminar "Indonesia Wellness Anti Aging" beberapa waktu lalu bahwa Indonesia setidaknya memiliki 77 sumber karbohidrat. Sumber dimaksud, seperti ubi merah, ubi ungu, ubi putih, ubi cilembu, kentang, singkong, talas, jagung, biji bunga matahari, kacang hijau, kacang tanah, kacang kedelai, kacang merah, kacang almond, kacang mete, beras merah, beras hitam, sagu, pisang, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More